Beritagan.com – Bapak Marsudiyono sudah dua tahun menderita kanker hipofaring, nafasnya semakin pendek. Meski tak punya uang untuk berobat, kanker terus menggerogoti tubuhnya tanpa belas kasihan.

“Tumor di leher Anda semakin parah dan membesar. Kata dokter, tumor yang tumbuh di lehernya sudah hampir memenuhi rongga tenggorokannya. Jangankan makan, bernapas lega saja sudah sangat sulit.
Bukannya aku tidak mencintaimu, tapi kita tidak punya uang lagi. Dengan sangat terpaksa, ayah kami membawanya kembali ke desa. Kita traktir di rumah saja…” kata putra Pak Marsudiyono itu.

Setelah Pak Marsudiyono kembali ke kampung halamannya, kondisinya mereda dan dibawa ke IGD. Nafasnya terasa pendek, karena semakin banyak tumor di leher menutupi mulutnya. Tidak apa-apa makan, lalu minum 1 sendok makan dari hidung Anda! Sementara itu, istri Pak Marsudiyono harus kembali ke Jakarta untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluarga. Saat ini Pak Marsudiyono tinggal di desa bersama anaknya. Dialah yang menemani dan merawat ayahnya dengan setia setiap hari.
Informasi terakhir yang diberikan dokter, Pak Marsudiyono harus segera menjalani kemoterapi untuk membunuh sel kanker agar sel kanker tidak menyebar, dan Pak Marsudiyono harus segera menjalani operasi pengangkatan tumor. Jika tidak, sel kanker akan cepat menyebar ke organ vital dan membahayakan nyawanya

Istrinya hanya berjualan nasi uduk, anaknya hanya bekerja sebagai tukang las. Uang tidak cukup untuk membawa Pak Marsudiyono ke rumah sakit. Apalagi di masa pandemi ini orderan semakin berkurang pemasukannya. Saya bersyukur bisa kenyang.
Sumber Berita : viralpedia.id