Beritagan.com –
Begitu pahitnya garis kehidupan yang dijalani gadis berusia delapan tahun ini. Pada usia yang sangat muda, ia harus meninggalkan sekolah dan harus merawat ayahnya yang sakit. Di dalam becak, ia mengayuh tanpa tujuan dan mengambil ayahnya yang terkulai tak berdaya.
Siti Aisyah tidak pernah menyangka akan menjalani kehidupan yang begitu pahit di usia delapan tahun. Namun, ia tetap tegar saat merawat ayahnya, Muhammad Nawawi Pulungan (54), yang sedang sakit komplikasi.
“Kami telah tinggal di Masjidil Haram selama tiga tahun terakhir. Tapi karena takut digusur, makanya kita sering berjalan ke arah yang tidak pasti. Dan putri saya, Aisyah, yang merawat saya. Saya bangga punya anak seperti dia,” kata Nawawi.
Nawawi juga menuturkan, sejak usia satu tahun, Aisyah sudah ditinggalkan ibunya. Meski memiliki keluarga di Pematang Siantar, ia dan Aisyah diabaikan karena Nawawi tak berdaya karena sakit.
Meski tidak mengemis, namun seringkali mereka hidup dari belas kasihan orang yang kebetulan bertemu di jalan.
“Yang terpenting bagi saya saat ini adalah putri saya Aisyah dan kesembuhan saya. Saya senang bisa sembuh sehingga bisa bekerja dan membahagiakan anak saya,” lanjut Nawawi.
Menurut kabar yang beredar, saat ini Aisyah dan Nawawi telah diselamatkan oleh dinas setempat dan Nawawi sedang menjalani perawatan di RS Medan Pringadi.
Sementara itu, Aisyah telah mendapatkan perawatan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan telah disekolahkan.
Sumber Berita : viralpedia.id