Breaking News
Bapak Tukang Ojek Ini Rawat 20 Anak Pecandu Lem di Papua, Tetap Berjuang Walau Punya Keterbatasan

Bapak Tukang Ojek Ini Rawat 20 Anak Pecandu Lem di Papua, Tetap Berjuang Walau Punya Keterbatasan

Beritagan.com –

Kisah inspiratif datang dari seorang tukang ojek bernama Amos Yeninar. Ia mengabdikan dirinya untuk membangun pusat rehabilitasi bagi anak-anak pecandu lem dan narkoba di Papua.

Sosoknya ramai diperbincangkan di media sosial setelah pemilik akun twitter @firashabrina membagikan kisah Amos.

Dalam unggahan tersebut, diketahui Amos mengasuh sekitar 20 anak terlantar di Nabire dengan biaya pribadi dan personel. Meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, hal itu tidak menyurutkan Amos untuk mengasuh anak-anak Nabire dan membantu mereka keluar dari ketergantungan zat adiktif.

Melansir dari laman Kitabisa, disebutkan bahwa pada awalnya Amos tersentuh untuk mendirikan pusat rehabilitasi ketika dia divonis oleh dokter bahwa hidupnya tidak akan bertahan lama karena penyakit paru-paru.

Sebelumnya, diketahui Amos pernah bekerja di beberapa dinas kesehatan di Papua. Hidupnya bisa dikatakan cukup mapan dan nyaman. Sejak divonis sakit, kehidupan Amos mulai berubah.

“Saya tidak menyangka dokter akan menghukum saya mati karena penyakit paru-paru yang saya derita saat itu. Dari situ saya mendekatkan diri kepada Tuhan dengan berdoa dan membaca Alkitab secara rutin,” kata Amos seperti dikutip dari laman kitabisa, Jumat (9/7).

Melalui pendekatan ini, ia kemudian memutuskan untuk membawa istrinya pindah ke Nabire. Tidak ada lagi kehidupan mewah, tidak ada lagi tempat tinggal dan pekerjaan tetap.

Ia dan istrinya dikabarkan tinggal di sebuah kamar kos yang sederhana. Dengan motor bekas, Amos mulai menekuni pekerjaan barunya sebagai tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Saat bekerja sebagai tukang ojek, hati Amos tergerak ketika tidak sengaja melihat sekelompok anak di sudut jalan minum lem. Dari situ ia mulai bertemu dengan anak jalanan. Mulai dari menyediakan makanan hingga mengajak komunikasi.

Kemudian, kesungguhannya mengasuh anak jalanan terus dibuktikan. Sekitar tahun 2018, Amos akhirnya membawa istrinya pindah ke salah satu gedung kegiatan PKK di kawasan tersebut.

Ia mengubah bangunan tersebut menjadi tempat tinggal sekaligus tempat berlindung bagi anak jalanan yang ketergantungan pada zat adiktif dalam lem. Awalnya, dikatakan ada sekitar 90 anak jalanan yang datang ke penampungan.

“Usia mereka rata-rata 7 hingga 16 tahun, mereka adalah anak-anak yang sering menghirup lem aibon, minuman keras, seks bebas, yatim piatu, anak-anak dari keluarga berantakan, hingga mereka yang terlantar begitu saja,” tulis keterangan di laman kitabisa.

Namun, shelter yang semula mampu menampung 90 anak kini hanya dikunjungi sekitar 20 anak. Meski sempat terjadi kebakaran, sejak tahun 2020 rumah singgah bisa digunakan kembali, meski tidak seperti dulu.

Kini, mimpi Amos tetap sama, ia ingin membangun pusat rehabilitasi yang lebih layak agar anak asuhnya bisa belajar dan menjalani kehidupan yang lebih baik dan nyaman.




Sumber Berita : viralpedia.id

About ANDRIAN KANAMOTO

Check Also

Kisah Haru Kakek 80 Tahun ini, Hidup Sebatang Kara dan Tidak Bisa Berjalan

Kisah Haru Kakek 80 Tahun ini, Hidup Sebatang Kara dan Tidak Bisa Berjalan

Beritagan.com – Selama tiga tahun terakhir, Mbah Repat tinggal sebatang kara di sebuah rumah di …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *