Beritagan.com –
Langkahnya goyah keliling kampung demi jualan dagangan, Yang didapatnya hanya seribu jika Kakek menjual sebungkus roti. Tak jarang kakek seharian hanya bisa menjual 5 potong roti.
Tanpa membawa bekal kakek, ia berharap dagangannya habis terjual tapi lagi-lagi hasil penjualan dibawa pulang dan kakek tidak bisa melakukan setoran. Puluhan tahun hidup di jalanan Kakek lakukan untuk menghidupi istrinya, Kakek tidak mengharapkan belas kasihan siapa pun, meskipun hasil dari menjual roti tidak banyak, Kakek cukup untuk membeli nasi dan garam untuk lauk.
Kakek Damu tinggal bersama istrinya, Nenek Kamilah (61 tahun) dulu, Nenek Kamilah juga berjualan keliling. Jual kapuk seberat 16 kg di pundak.
Namun, di usianya yang hampir seabad, nenek kami sudah tidak kuat lagi memikul beban yang berat. Nenek hanya bisa membantu menjual wajan. Wajan adalah sisa nasi kering yang ia jual seharga satu kilo seharga 2 ribu. Butuh waktu berbulan-bulan untuk menunggu panci siap dijual. “Kalau banyak hajatan, Nenek bisa dapat sisa nasi yang banyak.
Mereka berdua tinggal di gubuk sederhana, genteng di sebelah rumah mereka menempel ke dinding tetangga membuat ruangan sering tergenang air saat hujan, ruangan ditutupi dengan kayu lapis seadanya untuk sedikit menopang air hujan yang masuk dan membanjiri ruangan. Kakek Damu masih menggunakan tawon untuk memasak.
Saat lelah berjualan keliling Kakek Damu menyempatkan diri untuk mencari kayu di hutan untuk kebutuhan memasak.
Meski dengan keterbatasan fisik karena usia tua, matanya tidak lagi terlalu jernih untuk melihat, jalannya agak goyah, namun Kakek tetap semangat berkeliling menjual dagangannya.
Bantuan Donasi: https://donasionline.id/kakekdarmu”>https://donationline.id/kakekdarmu
Sumber Berita : viralpedia.id