Beritagan.com –
Berjuang tanpa lelah seorang diri, Ayu Setia Ningsih (18) harus menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi adiknya Rafa. Ayahnya sudah meninggal sejak Ayu berusia 3 tahun. Sedangkan ibunya menikah lagi dengan suami barunya, sehingga jarang menjenguk Ayu dan Rafa.
Akhirnya meninggalkan anak-anak mereka. Kini Ayu hanya tinggal berdua dengan adiknya yang berusia 11 tahun di sebuah gubuk yang tidak layak huni. Setiap hari Ayu bekerja sebagai buruh pahat karet di hutan.
dia berangkat dari jam 5 pagi sampai jam 9 pagi, setelah dia berangkat dari jam 2 pagi. Dia harus berjalan kaki ke hutan 500 meter dari rumahnya. Dulu, Ayu biasa memotong karet sendirian, terkadang ditemani dan ditolong oleh adiknya, Rafa.
Harga karet saat ini 5 ribu per kilo, biasanya Ayu dan adiknya hanya mendapat 7 sampai 10 kilo dalam 10 hari yang kemudian mereka jual. Penghasilan mereka tidak lebih dari 35 ribu. Mereka menggunakan uang itu untuk makan sehari-hari.
Ayu dan Rafa harus membagi waktu antara sekolah dan bekerja. Dengan penghasilannya, terkadang harus membayar utang di warung untuk membeli beras, tak jarang juga diberi makan oleh tetangga terdekatnya.
Jika tidak, mereka tidak pernah makan seharian karena tidak punya uang untuk membeli beras. Memotong karet adalah satu-satunya cara Ayu untuk bertahan hidup.
Bantuan Donasi: https://donasionline.id/pedulibantuayu”>https://donationline.id/pedulibantuayu
Sumber Berita : viralpedia.id