Beritagan.com –
Bagi sebagian orang, hidup adalah cobaan yang nyata. Mereka harus bertahan sedemikian rupa untuk hidup selamanya.
Banyak cerita seperti ini yang menyayat hati. Salah satunya adalah kisah dua bersaudara, mengutip dari Kitabisa. com
2 bersaudara ini adalah Baina (22 tahun) dan Sapudin (23 tahun). Mereka tinggal di Dusun Sigunung, Desa Belukur Makmur, Kecamatan Rundeng, Aceh. Tempat tinggal mereka jauh dari layak. Kayu lapuk umur 20 tahun, rumah 4×5 aset ayahnya hampir roboh.
Kedua orang tua mereka sudah lama meninggal. Sang kakak, Sapudin, menghadapi masalah keterbelakangan mental dan kecerdasan. Baina harus sendirian untuk melindungi dan menjaga adiknya di rumah yang sering kebanjiran jika jauh, goyang saat angin menerpa. Apalagi rumah tersebut terletak di dekat sungai, sehingga mudah meluap ke dalam rumah.
Begitu menyedihkan situasi Baina dan kakaknya. Belum lagi terkadang rumah mereka gelap gulita. Karena hanya punya 1 lampu, itu juga kalau listrik ada token decameter ada orang baik yang mengisinya. Tidak ada peninggalan dari keluarganya, hanya rumah salah satunya.
Di sekolah dasar, Baina tercatat sebagai siswa yang cerdas. Apalagi ia mendapat beasiswa di SMA Rundeng. Namun, ia harus menghentikan pendidikannya untuk melindungi saudaranya. Namun, Baina sangat ingin memiliki bisnis sembako, sembako, atau kios. Begitulah mimpinya, agar bisa membangun rumah idaman.
Sumber Berita : viralpedia.id