Beritagan.com –
Pak Wakhiri (57) setiap hari berjualan dengan jalan kaki. Ia berharap dagangan yang disandangnya bisa laku. Dari pagi hingga sore, Pak Wakhiri berjalan kaki keliling desa.
Pak Wakhri juga menempuh jarak 10 KM untuk menafkahi istri dan anaknya yang mengalami gangguan jiwa. Penghasilannya tidak menentu, 10 ribu atau 15 ribu yang ia dapatkan dalam sehari, sangat ia syukuri.
“Saya sering tidak dapat uang karena barang dagangan saya belum laku. Kasihan istri dan anak-anak saya di rumah, apalagi anak-anak saya juga sering marah-marah,” kata Pak Wakhiri dengan berlinang air mata.
Merchandise yang dijual Pak Wakhiri bervariasi. Mulai dari racun tikus, kapur barus, sikat cuci, korek kuping, gunting, dan lain sebagainya.
Harga mulai dari Rp 500 – Rp 10.000. Pak Wakhiri memanggul semua barang dagangannya di pundaknya. Dia tidak memiliki tangan kanan, tetapi keterbatasan tidak menghalangi Pak Wakhiri untuk mencari nafkah.
“Kadang orang beli bukan karena butuh, tapi kasihan melihat kondisi saya. Tapi saya tidak menjadikan fisik saya sebagai alasan bagi orang untuk membelinya. Niat saya jualan untuk rejeki yang halal, meski sulit, tapi saya harus berusaha semaksimal mungkin,” ujarnya.
Pak Wakhiri sudah lama kehilangan tangannya, sejak tahun 90-an. Dulu Pak Wakhiri ditabrak kereta api saat hendak berjualan. “Saat itu saya ditabrak kereta api saat ingin berdagang. Karena kecelakaan itu, saya harus menerima bahwa tangan kanan saya diamputasi,” kata Pak Wakhiri.
Istri Pak Wakhiri adalah Ibu Maspupah. Ia tidak bisa bekerja karena harus berdiam diri di rumah mengawasi dan mengasuh anak penderita ODGJ.
Sejak lulus SMA, Ida, putra Pak Wakhiri, diganggu. Pada usia 18 tahun, ia sering mengamuk dan membobol rumah. Jendela, lemari, kasur Ida sering rusak.
Ibu Maspupah juga sering direnggut saat penyakit Ida kambuh. Dia sering diganggu selama sekolah, membuat Ida menjadi orang seperti sekarang ini. Ida juga sering dibully karena Pak Wakhiri terbatas.
Bu Maspupah dan Pak Wakhiri ingin anaknya sembuh, tapi tidak punya uang. Mereka juga kesulitan makan. “Saya sangat ingin Ida sembuh, tapi untuk makan saja susah, apalagi untuk biaya pengobatan,” kata Pak Wakhiri.
Kesembuhan Ida juga sangat diharapkan oleh Ibu Maspupah. Ia ingin anaknya sehat seperti dulu. Ia berharap suaminya juga bisa pulang dengan membawa rezeki yang lebih banyak untuk menabung untuk pengobatan Ida. “Kalau berangkat kerja, saya hanya bisa berdoa agar mendapat rezeki lebih untuk Ida berobat,” kata Bu Maspupah.
Bantuan Donasi: https://donasionline.id/bantupakwakhiri”>https://donationline.id/bantupakwakhiri
Sumber Berita : viralpedia.id