Beritagan.com – Orang-orang memanggilnya Mbah Gayeng. Dalam bahasa Jawa, nama “gayeng” berarti “kesenangan”. Ya, siapa pun pasti setuju kalau Mbah Gayeng adalah sosok yang ramah dan menarik.
Kalau mau mendekati tanggal 17 Agustus, saya jual balon merah putih. Kalau jualan alhamdulillah dapat 20rb. Mbah sendirian, tidak punya teman makan. Jadi nenek mengajak anak-anak makan di jalan.

Jika tidak berhasil, itu bukan rejeki. Sudah ada Tuhan yang mengatur rezeki masing-masing kak”, – kata Mbah Gayeng sambil tersenyum lebar.
Mbah Gayeng tinggal sebatang kara di sebuah rumah kecil di sudut Yogyakarta, tanpa anak dan cucu. Setiap pagi, Mbah Gayeng rajin menyiapkan balon warna-warni dengan satu tangan dan satu kaki. Balon-balon itu dibawanya ke pasar dan pemandangan Kotagede hingga akhirnya terjual pada malam hari. Banyak anak kecil melihat balon Mbah Gayeng mendekatinya. Tetapi Anda tahu bahwa tidak semua orang akan membelinya pada akhirnya. Suatu ketika, seorang anak sedang berjualan biskuit di jalan dan melihat balon warna-warni Mbah dari kejauhan.

Baru pada malam hari bocah itu berani mendekat, karena biskuitnya tidak laku, maka ia duduk di pinggir jalan sambil bermeditasi. Tidak lama kemudian, Mbah Gayeng langsung pergi ke warung makan, membeli 2 bungkus nasi, dan memberikannya kepada seorang pedagang kecil.
“Ayo, temani Nenek makan, nanti Mbah kasih 1 balon merah,” perintah Mbah si anak. Sejak saat itu, Mbah Gayeng selalu menyisihkan separuh penghasilannya untuk membeli makanan bagi anak jalanan.
Jika ingin berdonasi, klik link berikut: https://kitabisa.com/ayomenolonglansia?utm_source=socialsharing_donor_web_null&utm_medium=share_campaign_copas&utm_campaign=share_detail_campaign
Sumber Berita : viralpedia.id