Beritagan.com –
Ternyata dagangannya sering tak habis-habis, jalan-jalan keliling jalan Kakek Sohibi jualan, dia jual tahu, martabak mini dll. Itu dagangan yang ditinggalkan temannya untuk mereka, yang kalau habis dibayar 10 sampai 15 ribu rupiah. Jika tidak habis, Kakek tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya lelah.
Kakek sering beristirahat di pinggir jalan, karena sedang berpuasa. “Kakek sudah susah di dunia, dia tidak mau susah juga di akhirat” kata Kakek
Ternyata, kaki Kakek sedikit lemas karena sakit, di telapak kakinya ada mata ikan. Sakit, kata Kakek. Kakek tidak pernah memeriksakannya, yang seharusnya dioperasi tetapi kakek hanya memaksanya berjalan setiap hari. “Makan saja susah, apalagi uang untuk berobat,” kata Kakek
Kakek tinggal bersama istrinya di rumah. Kadang istrinya menjadi buruh tani di sawah, tapi sekarang dia pendiam dari panggilan ke sawah. Hanya mencari kayu untuk kebutuhan memasak.
“Kakek jualan seperti ini jalan-jalan makan, kalau dagangan kakek belum habis, kakek tidak bisa makan” katanya
di hari tua kakek masih di jalanan berjualan, sayangnya dengan kondisi sekarang ini orang jarang keluar rumah, dagangan kakek sering tidak habis. Udah puasa, kakek pulang masih bingung mau makan apa
Kakek pun memilih berjalan jauh dari rumah ke bojong untuk mencari keuntungan. Demi sesuap nasi dan menafkahi istrinya.
Kakek sedih ketika dagangannya belum habis dan hari sudah siang. Kakek menahan tangis sendirian di pinggir jalan. Mengusap perutnya karena haus saat berpuasa.
Membawa barang dagangannya, kakek sakit di sekujur tubuhnya, tubuhnya sangat rapuh. Kakek hanya minum obat bebas saat sakit yang saat dibeli hanya 2 ribu.
Melihat rumahnya, kakek juga ingin memperbaiki lubang di atap, agar tidak bocor lagi saat hujan. Dan tidak lagi menunggak bayar listrik. “Uang Kakek sering tidak cukup untuk menyisihkan tagihan listrik,” kata Kakek
Bantuan Donasi: https://www.donationline.id/kakeksohibi
Sumber Berita : viralpedia.id