Beritagan.com – Ditelantarkan oleh ibunya selamanya di usia yang masih sangat muda membuat Diki (9) menjadi anak yang tumbuh mandiri. Pola pikirnya sangat berbeda dengan anak-anak lain seusianya.
Di tengah situasi yang memprihatinkan karena ibunya baru meninggal setahun lalu, Diki berinisiatif membantu ayahnya mencari pundi-pundi rupiah. Bekerja membantu ayah di ladang atau bekerja serabutan yang berarti halal dan berkah.
Sang ayah telah melarangnya untuk tidak bekerja dan hanya memohon kepada sang ayah untuk bekerja. Namun Diki bersikeras karena tidak tega melihat ayahnya bekerja sendiri sebagai buruh tani.

Saat teman-temannya sekolah daring, bocah kelas 3 SD ini tidak punya ponsel atau koneksi internet untuk membuat seragam. Ia harus mencoba pergi ke rumah teman terdekatnya yang jaraknya cukup jauh untuk mengikuti pembelajaran daring.
Mengendarai sepeda sederhana yang semakin tua tak membuat semangat Diki luntur. Ia bermimpi suatu saat bisa menjadi guru ngaji dan juga pengusaha yang bisa mensejahterakan masyarakat desanya.
Meski hari-harinya tampak padat dengan jadwal, Diki tidak pernah lupa untuk berdoa 5 kali sehari, berdoa agar mimpinya menjadi kenyataan dan mengirimkan doa untuk ibunya di surga.

Diki dan ayahnya saat ini tinggal di sebuah rumah yang semakin lama semakin lemah, dengan tiang-tiang penyangga yang mulai patah dan rawan roboh. Diki pun bercita-cita kelak bisa menyediakan rumah layak huni di hari tua ayahnya.
Subhanallah, cita-cita Diki sangat mulia. Kesusahan hidup tak menghalangi Diki untuk selalu bermimpi dan meraihnya suatu saat nanti.
Sumber Berita : viralpedia.id