Beritagan.com –
Muhammad Hafidz (7) setiap hari membantu ibunya, Maryamah (38) mengupas kulit kerang. Dari 1 kg cangkang yang dikupas dibandrol dengan harga 3 ribu rupiah. Dalam sehari Hafidz dan ibunya biasa mendapatkan 6 ribu, namun jika mampu mengupas lebih banyak, maka 15 ribu akan didapatkan oleh Hafidz.
Tangan mungil Hafidz sering terluka oleh cangkang tajam. “Biasanya saya menyuruh Hafidz untuk belajar dan bermain bersama teman-temannya. Tapi Hafidz bersikeras untuk selalu ikut kerjasama saya,” kata Bu Maryamah.
Kesulitan ekonomi membuat Hafidz bersekolah online dengan menumpang ke tetangganya karena ibunya tidak punya uang untuk membeli handphone. “Saya saja tidak punya listrik. Kadang di rumah kami menyalakan lilin untuk menyalakannya, tapi sering kali bukan karena rumah terbakar karena percikan api,” kata Bu Maryamah.
Sejak bayi Hafidz yang bercita-cita menjadi penghafal Al-Qur’an dan seorang polisi, ayahnya telah meninggalkannya. Kini ia dan ibunya tinggal di gubuk yang sudah tidak layak huni lagi. Dinding rumah mereka memiliki banyak tempelan plastik. Saat hujan deras, air akan masuk ke dalam rumah yang dasarnya hanya tanah.
Meski kesulitan ekonomi, Bu Maryamah dan Hafidz terus berjuang mencari nafkah. Tangan yang luka akibat terkelupas kerang tidak dirasakan oleh mereka karena butuh uang untuk makan.
“Biasanya ibu saya dan saya makan nasi dengan air garam. Saya tidak apa-apa jika saya makan air garam sepanjang waktu, yang penting saya dan ibu saya bisa makan setiap hari meskipun sedikit,” kata Hafidz.
Bantuan Donasi: https://www.donationline.id/bantuhafidz
Sumber Berita : viralpedia.id