Beritagan.com – Demi berobat hanya sekali, Bu Wainem harus menjual hasil panen jagung almarhum suaminya. Dia masih ingat dengan jelas saat keputusan dokter untuk kerusakan hati dikeluarkan untuknya.
Di saat orang tersebut tertidur lelap, Ibu Wainem sibuk menahan rintihan sakit dari perutnya yang membengkak. Ia hanya bisa terbaring lemas, sesak napas karena paru-parunya terjepit.

Dalam kondisi sulit itu, ia harus menjadi ibu tunggal bagi kedua anaknya yang terlahir dengan gangguan jiwa. Kakinya terasa “lumpuh” saat suaminya meninggal 10 tahun lalu karena sakit.
Dia tidak bisa lagi bekerja. Untuk makan, terkadang anak-anak berkeliling desa dan berharap ada orang baik yang memberi mereka makan agar bisa dibawa pulang dan dimakan bersama.
Kondisinya semakin kritis. Ia tidak bisa dioperasi, padahal untuk bertahan hidup ia hanya mengandalkan sisa-sisa hasil panen, sedangkan perutnya yang membesar perlu segera dioperasi.
Sumber Berita : viralpedia.id