Beritagan.com –
Wajahnya semakin tua, tubuhnya yang ringkih mencari daun-daun kering di sana-sini sambil sesekali memegangi kakinya yang pegal. Ini Nenek Daryunah (92 tahun) yang tinggal bersama
2 Anak perempuannya yang menderita Gangguan Jiwa (ODGJ) bernama Bunda Sartiah (47 tahun) dan Daisah (27 tahun), ada menantu laki-laki bernama Pak Ratmo (50 tahun) adalah suami dari Ibu Sartiah yang memiliki cacat tangan.
Nasib malang menimpa anak kedua sang nenek, Ibu Daisah dihamili oleh seorang pria yang tidak bertanggung jawab dan kini memiliki seorang anak bernama Ali yang lumpuh. Hati ibu mana yang tidak hilang, mengingat kondisi anak yang menderita ODGJ, wajib hukumnya menjadi korban laki-laki asusila.
Nenek Daryunah sedih menanggung beban hidupnya sendiri, dengan keadaan keluarganya yang serba kekurangan, Nenek berkewajiban menjadi pencari nafkah keluarga. Nenek mencari daun cengkeh di kebun milik tetangga, hasil daun cengkeh yang dikumpulkan dalam karung selama seminggu hanya bisa dijual. Penghasilan dari menjual daun cengkeh umumnya Nenek Daryunah hanya berpenghasilan 15.000, dengan jumlah uang tersebut jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Nenek dan anggota keluarga yang bisa dikatakan tidak wajar lahir dan batin, tinggal di gubuk yang tidak layak huni, kamar mandi terletak di luar rumah dan hanya disumbat dengan memakai bambu lapuk dan plastik sisa. Dapur masih menggunakan kayu bakar dan atapnya banyak lubang saat hujan.
Ketika Nenek tidak bisa bekerja, anak dan cucunya hanya makan daun lumbu yang diperoleh dari kebun orang lain.
“Nenek sering bertanya-tanya apakah di rumah nenek banyak orang yang tidak punya nasi dan lauk pauk.” Nenek Daryunah bergumam, hatinya sedih dengan kondisi 2 anaknya yang ODGJ sehingga tidak membantu untuk makan dan kebutuhan lainnya.
Kondisi di rumah nenek Daryunah sangat meresahkan dan sering tidak bisa tidur karena memikirkan bagaimana jika tidak ada uang untuk membeli beras.
Nenek Daryunah terkadang hanya berbincang-bincang dengan Pak Ratmo, menantunya, bagaimana mencari nafkah untuk menyambung hidup keluarga. Namun, Ratmo tidak bisa bekerja di mana pun karena tidak memiliki kemampuan dan tangannya terlahir cacat. Pak Ratmo
hanya bisa mencari rumput yang dibayar 10 ribu sehari
Saat ditanya oleh Tim Relawan Panti Asuhan, kebutuhan apa yang paling mendesak,
“Nenek hanya ingin makanan pokok yang cukup, Nenek ingin istirahat karena kakinya sering sakit,” bisiknya dengan suara terbata-bata.
Ramadhan kali ini, Nenek juga semangat untuk fokus beribadah dan bisa berpuasa tanpa susah payah mencari daun kering.
“Sesungguhnya Allah ingin menolong salah seorang hamba-Nya selama hamba itu membantu orang lain.” (Hadits Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi).
Sumber Berita : viralpedia.id