Beritagan.com –
Kakek Dorahim atau sering dipanggil Daeng Pato (76 tahun) adalah seorang penjual pisang. Di usia tuanya, dia tidak bisa beristirahat dengan tenang. Kulitnya yang keriput dan fisiknya yang lemah harus digunakan untuk bekerja keras demi sesuap nasi dan pendidikan anak-anaknya.
Dengan sepeda tuanya, Daeng Pato pergi ke tokonya di Jalan Hertasning Makassar. Mulai berjualan jam 1 siang dan pulang jam setengah 6 sore. Karena bebannya berat, kakek hanya bisa membawa 5 jengger pisang.
“Biasanya per hari hanya 2 sisir pisang yang dijual, Nak, satu sisir dijual seharga 10 ribu, Kakek hanya dapat paling banyak 20 ribu sehari.” kata Daeng Pato.
Jarak dari rumah ke tempat penjualan sekitar 500 meter. Kakek membeli pisang di Pasar Terong yang jaraknya sekitar 10 KM dari rumahnya.
Kasihan, dia harus bekerja keras dengan kondisinya yang terkadang sakit. Daeng Pato memiliki gejala lehernya sering kaku dan ia hanya mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di toko.
Sedangkan kakek tinggal di rumah kontrakan dengan harga sewa 500.000/bulan, tinggal bersama istri Hasnawati (48 tahun) dan ketiga anaknya.
Anak pertamanya Wahyu masih SMA, anak keduanya Dirga masih SMK, dan anak bungsunya Satria masih SMP.
Anak perempuannya, Dirga sering membantu ibunya berjualan di rumahnya, anaknya kadang sedih karena sekarang belajar online dan anaknya Daeng Pato tidak punya HP, mereka hanya meminjam HP temannya, dan kadang setiap bulan, uang sewanya menunggak karena tidak punya uang. Oleh karena itu, istrinya Hasnawati berinisiatif menjual gorengan dan minuman.
Penghasilan dari jualan gorengan hanya 20 ribu. Jika Daeng Pato tidak punya makanan, terkadang keluarga ini berpuasa.
Selain sering menunggak bayar sewa, uang sekolah anaknya juga sering menunggak, SPP anak bungsunya untuk SMP belum lunas 1 semester, Daeng Pato sedih dan bingung tidak tahu harus bagaimana. membayar.
Bantuan Donasi: https://donasionline.id/kekdorahim”>https://donationline.id/kekdorahim
Sumber Berita : viralpedia.id