Beritagan.com –
Yang hatinya tidak tersentuh melihat orang tua masih harus bekerja keras di luar mencari rezeki untuk seteguk nasi
Salah satunya adalah Kakek Tarnuji (71 tahun). Sejak kecil, kakek sudah menjadi kuli di Pasar Bojong, Tegal. Demi gaji 10 ribu, kakek rela memikul beban 30-40 kg. Tentu sangat kurang untuk memenuhi kebutuhannya di rumah.
Setiap pergi ke pasar, rupanya kakek belum makan. Karena suatu hari kerja, hari itu kakek dan istrinya bisa makan. Jika Anda tidak mendapatkan uang, Anda harus menahan lapar sehingga Anda bisa makan dengan sederhana di kebun. Seperti ubi jalar dan singkong untuk menyumbat perut.
Apalagi di masa pandemi, sangat sedikit orang yang mau menggunakan layanan mereka. Kakek juga tidak ingin meminta belas kasihan orang lain
“Lebih baik tidak makan, daripada harus mengemis,” kata kakek Tarjuni
Wajah kakek sudah cacat sejak lahir, pendengarannya menurun dan tubuhnya lelah, sebenarnya ia sudah tidak sanggup lagi membawa puluhan kilo. Namun kakek tidak punya pilihan lain, ia harus terus berjuang untuk kelangsungan hidup keluarganya.
“Kalau tidak kerja, saya dan istri tidak bisa makan. Sehari hanya dapat 10 ribu, saya sangat bersyukur bisa beli beras,”
“Kadang sedih nak, tahun ini jarang dapat uang. Karena pasar sepi, tidak banyak yang ke pasar,” bisik Kakek dengan suara terbata-bata.
Sekarang Saudara Tarnuji tinggal di gubuk yang busuk dan tidak layak huni. Banyak bangunan yang keropos, dengan lubang di atapnya. Kamar mandi hanya dilapisi plastik bekas.
“Kakek pengen banget punya kamar mandi yang layak, hanya untuk makan, alhamdulillah, tapi kalau rumahnya bocor, Kakek sedih” tambahnya
Kakek juga ingin menambal atap yang bocor, tetapi setiap hari dia tidak bisa mendapatkan pelanggan. Tidak ada yang membutuhkan kekuatannya untuk membawa. Selain menjadi kuli, ternyata seorang muadzin di kampungnya, ia berusaha istiqomah untuk berbuat kebaikan meski hidupnya memprihatinkan.
Bantuan Donasi: https://donasionline.id/k”>https://donationline.id/kakektarnuji
Sumber Berita : viralpedia.id