Beritagan.com –
Bu Qoriah (34) melakukan pencarian sampah setiap hari. Dengan mengayuh sepedanya, Bu Qori berharap jarak tempuh yang jauh bisa mengumpulkan banyak sampah. Setelah suaminya meninggal tahun lalu, Ibu Qori sendiri menghidupi 4 anaknya. Barang bekas yang didapat sehari hanya sedikit, kalau dijual upahnya sekitar 20 ribu. Itu banyak, jadi Ibu Qori mengumpulkan barang-barang bekasnya dalam satu minggu. “Biasanya saya dapat sekitar 150 ribu/minggu, itu kalau saya mengumpulkan banyak sampah,” kata Bu Qori.
Uang yang diperoleh harus cukup untuk memberi makan 4 anaknya dan biaya sekolah anak-anak yang duduk di bangku SMP dan SD. Sewa juga harus dibayar setiap bulan Rp 400.000. “Makan sering tidak cukup, kadang tetangga kasih ke saya, tapi sering saya dan anak-anak harus menahan lapar dan menahan perut hanya dengan minum air putih. Kasihan anak-anak harus kelaparan,” kata Bu Qori dengan berlinang air mata.
Pada hari Senin-Jumat, Ibu Qori biasanya mencari barang bekas hanya pada malam hari, saat anak-anak tidur. Namun pada hari Minggu atau hari libur sekolah, Bu Qori mencari barang rongsokan mulai dari jam 4-6 sore. Kemudian terhubung lagi dari jam 8-10 malam. “Kalau hari anak-anak sekolah, saya hanya menghabiskan malam karena dari pagi hingga sore saya harus menjaga anak-anak, apalagi kalau sekolah online,” kata Bu Qori.
Anaknya yang masih kecil sering dibawa untuk mencari barang rongsokan. Dengan sepeda yang dimodifikasi menggunakan kayu lapis, kayu, dan besi, anak Ibu Qori bisa duduk di sana. Sampah yang terkumpul juga disimpan di samping anak. “Sayang sekali anak saya harus melewati puing-puing. Mau bagaimana lagi, umurnya belum genap 2 tahun, tidak ada yang bisa merawatnya juga,” kata Bu Qori.
Tak kenal lelah, hujan atau terik matahari tak menyurutkan Bu Qori mencari nafkah. Apalagi malam hari, meski gelap gulita, Ibu Qori terus mengayuh sepedanya mencari rongsokan. “Kasihan anak saya yang suka ikut-ikutan tong sampah, dia kepanasan kadang kehujanan juga. Tapi mau gimana lagi?” kata Bu Qori.
Bu Qori ingin memiliki usaha di dekat rumahnya, agar selalu dekat dengan anaknya. Dia tidak ingin keempat putrinya tertinggal di rumah. Tapi tidak ada uang untuk modal kerja. Penghasilan dari mencari rongsokan tidak cukup untuk dijadikan modal, untuk biaya makan sehari-hari masih kurang. “Saya juga harus pintar-pintar menabung untuk membayar sewa. Saya tidak ingin suatu hari ketika anak-anak saya dan saya diusir ke jalan-jalan,” katanya dengan air mata berlinang.
Ibu Qori juga ingin anak-anaknya terus belajar dan sukses. Dia tidak ingin anak-anaknya putus sekolah. “Saya tidak ingin anak saya nanti susah hidup, jadi mereka harus bisa sekolah dan menjadi orang sukses. Walaupun biayanya sulit, saya akan terus bekerja keras semampu saya,” kata Bu Qori.
Terlepas dari kesulitan hidup Bu Qori karena kesulitan ekonomi, Bu Qori selalu percaya bahwa dia dan anaknya dapat bertahan hidup, meskipun dia khawatir tidak bisa makan. “Tuhan pemberi rezeki, saya percaya rezeki keluarga kita sudah diatur. Tuhan pasti memberikan rezeki untuk saya dan anak-anak agar kita bisa terus hidup, apalagi untuk anak-anak kita yang masa depannya masih jauh, saya percaya Tuhan. akan selalu bersama kita, selama kita selalu berdoa dan terus berusaha untuk menjemput rezeki-Nya,” kata Bu Qori.
Bantuan Donasi: https://donasionline.id/perjuanganibuqori”>https://donationline.id/perjuanganibuqori
Sumber Berita : viralpedia.id