Beritagan.com –
Pilu, Kakek Arkawi harus mengurus anak berkebutuhan khusus di hari tuanya. Ia harus terus berjuang, menjadi buruh tani dengan penghasilan tidak tetap membuatnya sering kesulitan, hanya untuk makan saja ia sering tidak dapat menemukannya.
Kepergian istri 30 tahun meninggalkan rasa duka yang mendalam, bagaimana ia tidak harus mengurus anak dan mencari nafkah untuk hidupnya. Dalam setiap sujud kakek ini selalu menyelipkan doa “Kalau saja Allah ingin mencabut umurnya, maka utamakan anaknya dulu, karena jika meninggal lebih dulu, siapa yang akan menjaga anaknya”
Air matanya selalu menetes ketika melihat kondisi putranya dalam nasib yang sangat menyedihkan, namun dibalik itu semua ada pelajaran untuknya untuk tetap sabar dan menerima kenyataan hidup.
ketika musim bercocok tanam usai, maka ia terus berjuang demi anaknya bisa makan dengan membuat sapu lidi dari pelepah sawit, meski bukan berapa uang yang didapat tapi setidaknya bisa membeli 1 liter nasi agar anaknya tetap bisa makan, hanya mendapat Rp. 5000 hanya untuk 1 ikat sapu lidi.
Dia pernah menangis ketika tidak ada nasi sama sekali, yang dia pikirkan hanyalah perut anaknya, dia terpaksa memberi anaknya singkong rebus dengan harapan anaknya tidak kelaparan.
Bantuan Donasi: https://donasionline.id/kakekarkawi”>https://donationline.id/kakekarkawi
Sumber Berita : viralpedia.id