Breaking News
Kisah Perjuangan Apit, Cari Nafkah Sebagai Ojek Online Untuk Hidupi Ibu dan 2 Adiknya, Serta Untuk Biayai Uang Sekolahnya Sendiri

Kisah Perjuangan Apit, Cari Nafkah Sebagai Ojek Online Untuk Hidupi Ibu dan 2 Adiknya, Serta Untuk Biayai Uang Sekolahnya Sendiri

Beritagan.com –

Apit Maulana rela menjadi tukang ojek online (ojol) agar bisa membiayai sekolahnya. Ia juga ingin membelikan beras untuk ibu dan 2 adiknya di rumah.

Setelah Isya sampai tengah malam Apit keluar rumah mencari pesanan. Kadang mendapat 1-2 pesanan, kadang Apit tidak mendapat pesanan sama sekali. Jika mendapat pesanan, Apit bisa membawa pulang uang Rp. 30.000

“Maaf ibu dan ade ada di rumah kalau tidak bawa uang, tapi mau bagaimana lagi. Kadang tidak ada pesanan yang masuk. Saya tidak tahan kalau ibu dan ade tidak makan,” kata Apit .

Apit kini berusia 18 tahun namun masih duduk di bangku kelas 1 SMK. Dulu Apit telat masuk SD, jadi di usia yang seharusnya sudah lulus SMA, Apit baru mulai. Meski begitu, Apit tidak mau putus sekolah dan bersemangat untuk belajar. Apit berjuang meski upah tidak didapat setiap hari.

Tidak ada saudara Apit yang bersekolah. Bahkan mereka yang berusia 6 tahun belum masuk TK. Tidak ada biaya untuk sekolah saudara perempuannya, dan beberapa sekolah Apit masih menunggak. Untuk makan sehari-hari, keluarga Apit sering meminjam dari warung.

Tidak ada kata menyerah dalam perjuangan Apit. Apalagi melihat ibunya yang berprofesi sebagai cleaning service rumah atau cleaning service online. Ibu Apit, Ibu Dewi, bekerja di siang hari.

Sama seperti Apit, Ibu Dewi juga mendapat upah yang tidak menentu karena tidak setiap hari pesanan datang. Jika ada pesanan, Ibu Dewi bisa membawa sekitar Rp. 60.000 ke rumah.

Namun seringkali hanya tangan kosong yang dibawa.

Seringkali pesanan Ibu Dewi dibatalkan karena motornya tiba-tiba mogok. Sepeda motor yang digunakan Ibu Dewi dan Apit dalam mencari rezeki adalah warisan dari almarhum ayah mereka. Karena tidak punya uang untuk servis, motor sering mogok. Pada siang hari sepeda motor ini digunakan oleh Ibu Dewi, sedangkan pada malam hari digunakan oleh Apit.

“Sering sekali kalau dipakai mogok. Kasihan kalau harus dorong motor kalau tiba-tiba mogok. Mau servis tapi tidak ada uang. Kalau punya uang harus makan dulu dan bayar sekolah,” kata Apit.

Kini Apit berharap bisa terus sekolah dan keluarganya tidak kelaparan. Meski tugas sekolah menumpuk, Apit tetap bekerja di malam hari untuk ibu dan adiknya.

Apit tidak tega mendengar adiknya menangis karena kelaparan. “Semoga Allah memudahkan rezeki keluarga kita, saya juga ingin kita selalu sehat. Saya ingin bisa melanjutkan sekolah agar saya bisa menjadi orang yang sukses dan bisa menghidupi ibu saya dengan baik,” bisik Apit sambil terisak. .

Bantuan Donasi: https://donasionline.id/perjuanganapit”>https://donationline.id/perjuanganapit




Sumber Berita : viralpedia.id

About ANDRIAN KANAMOTO

Check Also

Kisah Haru Kakek 80 Tahun ini, Hidup Sebatang Kara dan Tidak Bisa Berjalan

Kisah Haru Kakek 80 Tahun ini, Hidup Sebatang Kara dan Tidak Bisa Berjalan

Beritagan.com – Selama tiga tahun terakhir, Mbah Repat tinggal sebatang kara di sebuah rumah di …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *