Related Articles
Beritagan.com –
Namanya Ibu Yunita (43) yang memiliki 2 orang anak dan salah satunya duduk di bangku kelas 3 SMA. Dia juga seorang balita yang sering dia ajak jalan-jalan di gerobaknya. Setiap hari, ia berjalan kaki hingga puluhan kilometer bersama anak balitanya. Suaminya, Pak Slamet sudah tidak bekerja lagi, karena mengalami sesak napas yang parah dan membuatnya tidak bisa lelah.
Hal ini memaksa Ibu Yunita menjadi pencari nafkah bagi keluarganya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia rela berjalan puluhan kilometer demi keluarga kecilnya. Ketika hasilnya tidak sesuai harapan, Ibu Yunita terkadang menjadi petugas pembuangan sampah di kantor PMI dan SD. Penghasilan yang didapatnya dari hasil si sulung hanya 100 ribu per bulan. Gaji yang ia peroleh saat ini, ia bagi untuk makan sekaligus membayar biaya sekolah anak yang duduk di bangku SMA. Selain harus menghidupi 4 keluarga, Ibu Yunita juga menghidupi 2 menantu yang sudah lama ditelantarkan oleh orang tuanya.
Dengan penghasilan yang tidak seberapa, ia sering makan hanya dengan nasi putih tanpa lauk pauk atau sayur sebagai pelengkap makannya. Makan sepiring empat sudah menjadi kebiasaan umum, apalagi jika ada sisa nasi, ia sering menggunakannya untuk membuat gendar atau kerupuk yang terbuat dari sisa nasi. Setiap makanan yang dia makan, jika ada sisa, dia tidak pernah membuangnya dan dia selalu mengubahnya menjadi makanan yang layak untuk dia makan lagi.
Dengan kondisi Pastor Slamet saat ini yang mengharuskan Ibu Yunita menjadi tulang punggung keluarga. Apalagi, ketika tunggakan biaya sekolah karena keterbatasan ekonomi, seringkali ia kesulitan mengatur pendapatan yang lebih kecil dari kebutuhannya.
Kata ‘bersyukur’ itulah yang menguatkan kehidupan Ibu Yunita hingga saat ini. Apapun yang dia miliki, dia tidak pernah sekalipun mengeluh tentang kondisinya saat ini.
Bantuan Donasi: https://donasionline.id/bantuibuyunita”>https://donationline.id/bantuibuyunita
Sumber Berita : viralpedia.id
